Nama : Rona Dinar Kuntari
NPM : 16512682
Kelas : 2PA03
Saat ini banyak sekali ditemui
fenomena seseorang yang kurang percaya diri bebicara dihadapan banyak orang,
sebenarnya orang itu mampu dan memiliki keahlian yang sangat mengagumkan tetapi
karna ia kurang percaya diri tampil dihadapan banyak orang maka pada akhirnya
kurang memaksimalkan potensi yang dia miliki. Oleh sebab itu saya ingin menulis
tips atau cara-cara untuk menanggulangi perasaan kurang percaya diri bila
berbicara di hadapan banyak orang.
11. Meningkatkan
kontrol diri
·
Pengendalian diri sebagai perilaku yang
dipelajari
Perilaku disini tidak hanya merujuk untuk perilaku
terbuka tetapi untuk semua proses internal dan eksternal dan kegiatan yang
dapat diamati dan diukur. Titik utama Skinner adalah perilaku yang terdiri dari
kemampuan kita untuk mengendalikan diri dapat dimodifikasi oleh prinsip yang
sama seperti perilaku lain. Perilaku mengendalikan diri terutama dipelajari dan
dengan demikian lebih rentan terhadap perubahan.
Pada
proses ini seorang individu dapat mengendalikan dirinya sendiri, ia dapat
mempelajarinya dari lingkungan sekitar seperti melihat bagaimana cara seseorang
bila berbicara di hadapan orang bayak, selain itu individu tersebut juga dapat
melatih dirinya di depan cermin. Bila proses ini terus dijalankan diharapkan ia
dapat mengendalikan rasa kurang percaya dirinya.
·
Kesadaran akan pengaruh lingkungan
Orang-orang yang bergantung pada
prinsip-prinsp modifikasi perilaku stres perlu juga “outsight” atau kesadaran
dan penguasaan pengaruh eksternal perilaku.
Pada
tahap ini seorang individu diharapkan dapat belajar dari lingkungannya sehingga
ia dapat mengaplikasikan apa yang ia pelajari dari lingkungan.
·
Mengubah isyarat dan konsekuensi dari
perilaku
Dua jenis variabel pengendalian atau pengaruh
sangat penting untuk perilaku, yaitu
isyarat yang memicu perilaku dan konsekuensi yang mengikutinya. Beberapa
syarat di sekeliling kita atau di dalam diri kita dapat memicu apa yang kita
katakan dan kita lakukan dan seringkari kita hanya samar-samar dalam menyadari
ini. Seringkali konsekuensi dari perilaku kita mengerahkan pengaruh yang lebih
pada apa yang kita lakukan.
Pada tipe ini kita bisa menggunakan
isyarat-isyarat yang dapat memicu rasa percaya diri kita seperti melatih
berbicara di depan cermin, memang hal ini sangat sederhana namun dapat membawa
dampak yang baik.
22. Menetapkan
tujuan
·
Mendefinisikan perilaku sasaran anda
Sangat penting untuk menentukan target
perilaku dalam hal perilaku. Kita ingin mengurangi atau menghilangkan masalah
perilaku (perilaku negatif) dan meningkatkan perilaku yang positif.
Dalam hal ini kita dapat menentukan target apa yang ingin
kita capai. Misalnya dalam hal ini untuk mengatasi rasa malu ia harus dapat
mengatasi rasa malunya dan menggantinya dengan hal positif seperti mengambil
pelajaran dari lingkungan sekitar. Dan mencoba untuk mengaplikasikannya.
·
Menetapkan tujuan yang dapat dicapai
Membuat program perbaikan diri untuk
memilih tujuan yang terlalu ambisius atau tidak realistis.
Dalam hal ini seorang individu harus dapat
mengendalikan rasa malunya dan berusaha untuk tetap percaya diri berbicara
dihadapan banyak orang.
33.
Pencatatan perilaku
Setelah kamu menetapkan tujuan, penting untuk
memperhatikan perilakumu sekarang sebagai basis (landasan) untuk mengukur
progresnya nanti. Ada tiga cara untuk mencatat, yang pertama itu frequency
count (menghitung seberapa seringnya) contohnya itu menghitung berapa kali kamu berbicara dalam kelas atau
berapa sering kamu berbicara dihadapan banyak orang. Yang kedua measure of the
duration or amount of time invested in the behavior (mengukur durasi atau waktu
ketika melakukan perilaku), teknik ini lebih sulit, tapi lebih pantas ketika
perilaku tidak dapat dengan mudah dipecah menjadi peristiwa yang terpisah.
Contohnya seperti berapa sering ia berbicara di depan umum. Yang ketiga adalah
counting the products of the behavior (menghitung hasil dari perilaku) seperti seberapa sering berbicara di depan umum,
seberapa sering interaksi dengan orang lain, dan seberapa sering melakukan
komunikasi dengan banyak orang.
44.
Menyaring antiseden perilaku
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
banyak perilaku terjadi karenakan rentetan peristiwa (chain behavior). Seperti
merokok, itu cenderung sering terjadi ketika individu gugup, bosan dll. Kondisi
ini disebut antisenden. Ketika tujuan kamu adalah menghilangkan perilaku yang
tidak dinginkan, strategi terbaik adalah dengan mengurangi antisenden tersebut.
Dan ketika kamu mencoba untuk menetapkan perilaku yang dinginkan sebaiknya kamu
membuat atau membangun antisenden dan asosiasi yang memicu perilaku yang
diinginkan tersebut.
Seperti misalnya saat kamu presentasi
dengan banyak orang atau anggota kelompok dan diantara para audience ada yang
bertanya karna kamu malu maka kamu memberikan jawaban yang kamu tau ke teman
kamu yang lain sehingga dapat berdampak buruk bagi nilai kamu. Maka kamu harus
mengurangi antiseden tersebut dengan cara menjawab pertanyaan yang memang sudah
kamu tau jawabannya usahakan untuk menjawabnya terlebih dahulu sebelum kamu
memberikannya kepada teman kamu.
55. Menyusun
konsekuensi yang efektif
Setelah
kamu mulai mengontrol beberapa kondisi yang memicu target perilakumu, kamu siap
untuk lebih memperhatikan konsekuensi dari perilakumu. Kita tidak memberi
imbalan kepada diri kita sendiri dengan reinforcers (penguat) sampai kita bisa
melihatkan target perilaku yang ingin kita kuatkan. Reinforcers itu sendiri
adalah apapun yang memperkuat perilaku. Ada dua macam reiforcers yang pertama
positive reinforcment syang memperkuat perilaku yang diberikan langsung. Yang
kedua negative reiforcement terdiri dari mengurangi atau menghilangkan stimulus
yang tidak menyenangkan seperti cemas.
Memilih
reinforcer adalah tindakan yang sangat pribadi. Pada dasarnya, reinforcer yang
efektif harus memiliki beberapa kriteria. Yang pertama harus sesuatu yang
menguatkan untuk kamu. Yang kedua apakah reinforcer itu mudah dikendalikan.
Yang ketiga adalah reiforcer itu harus kuat.
Misalnya ketika kamu mulai gugup maka bayangkanlah kamu
berbicara dihadapan teman-teman kamu yang memang sudah kamu anggap dekat
sehingga itu akan mengurangi rasa gugup kamu dihadapan banyak orang. Dan
cobalah buat reinforce atau penguatan bahwa semua orang yang ada dihadapan kamu
itu adalah orang terdekat kamu sehingga kamu dapat dengan nyaman berbicara di
hadapan banyak orang. Buang pikiran bahwa kamu sedang dinilai, dilihat oleh
atasan kamu, ataupun perasaan malu kamu karna itu hanya dapat membuat kamu
semakin gugup dan tertekan.
66. Menerapkan
perencanaan yang efektif
Pada
poin ini kamu sudah siap untuk menetapkan keseluruhan rencanamu ke tindakan.
Tapi, sebelum kamu memulai, penelitian sudah menunjukkan bahwa kamu harus
berhati-hati kepada dua hal: persetujuan dengan dirimu tentang tujuanmu dan
reinforcers yang kamu gunakan. Dengan tujuan untuk mempunyai pertujuan yang
jelas dengan dirimu sendiri tentang apa yang hendak kamu selesaikan, kamu harus
membuat self-contract. Yang didalamnya harus terdapat:
a. Penjelasan
yang jelas tentang terget perilaku ang hendak di capai, termasuk batas waktu
programmu.
b. Reinforcers
yang akan kamu gunakan, bersamaan dengan jadwal digunakannya.
c. Klausa
bonus untuk tambahan positive reinforcement jika kamu melampaui batas minimal
kontrakmu.
d. Klausa
pinalti jika kamu tidak memenuhi kontrakmu dalam waktu yang sudah ditentukan.
e. Cara-cara
yang akan anda gunakan untuk mencatat perilaku anda.
f. Saksi
mata, minimal satu orang, terutama jika mereka membantumu.
idealnya
adalah kamu menggunakan reinforcers segera setelah kamu melakukan perilaku yang
kamu inginkan.
77. Evaluasi
Akan
ada hari yang baik dan buruk ketika melakukan self-impovement (perbaikan diri
sendiri). Sering sekali orang-orang cenderung meremehkan peningkatan mereka
dikarenakan tidak secepat yang mereka inginkan. Beberapa perubahan dalam
perilaku terjadi secara berangsur-angsur dan memerlukan kesabaran yang besar.
Ketika peningkatan mereka megecewakan, ada beberapa hal yang menjadi kesalahan.
Yang paling sering dikarenakan kekurangan sasaran perilaku yang di tetapkan,
kesalahan dalam catatan, atau gagal dalam menggunakan reinforcement dengan
benar. Problem pertama biasanya terdiri dari target perilakunya terlalu biasa.
Yang kedua adalah ketika melakukan renforcement. Tidak membuat reinforcement
kontigan pada perilaku anda, yang pada dasarnya adalah kecurangan pada diri anda.
Banyak
orang yang sukses dalam upaya meningkatkan perubahan diri sering mencapai pada
poin dimana mereka berhenti mengikuti program mereka. Beberapa bulan setelah
menyelesaikan program self-modification, banyak siswa yang malu mengebai tidak
lagi menyimpan catatan atau menggunakan renforcers. Tapi, mereka juga tidak
terganggu oleh problem perilaku mereka. Ide yang bagus untuk menghapus program
anda secara sengaja dan bertahap. Daripada tiba-tiba berhenti dari catatan atau
renforcers anda, anda seharusnya beralih dengan cara mengurangi sedikit demi
sedikit reinfocementnya. Sukses dalam mencapai kontrol diri yang baik adalah
persoalan yang relatif. Mereka yang sudah mencapai tujuan mereka cenderung
untuk mendukung lebih baru, lebih ambisus. Namun, individu yang belum sukses
bisa belajar dari kesalahannya. Dan jangan takut untuk mencoba karna kita tidak
akan pernah tau hasilnya kalau kita tidak mencoba memang selalu ada kegagalan,
tapi dibalik kegagalan itu kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga
dan dapat kita gunakan kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar