Kamis, 10 Juli 2014

Tugas Kesehatan Mental Cara Mengatasi Rasa Gugup Berbicara Dihadapan Banyak Orang



Nama   : Rona Dinar Kuntari
NPM   : 16512682
Kelas   : 2PA03
           
            Saat ini banyak sekali ditemui fenomena seseorang yang kurang percaya diri bebicara dihadapan banyak orang, sebenarnya orang itu mampu dan memiliki keahlian yang sangat mengagumkan tetapi karna ia kurang percaya diri tampil dihadapan banyak orang maka pada akhirnya kurang memaksimalkan potensi yang dia miliki. Oleh sebab itu saya ingin menulis tips atau cara-cara untuk menanggulangi perasaan kurang percaya diri bila berbicara di hadapan banyak orang.
11.      Meningkatkan kontrol diri
·         Pengendalian diri sebagai perilaku yang dipelajari
Perilaku disini tidak hanya merujuk untuk perilaku terbuka tetapi untuk semua proses internal dan eksternal dan kegiatan yang dapat diamati dan diukur. Titik utama Skinner adalah perilaku yang terdiri dari kemampuan kita untuk mengendalikan diri dapat dimodifikasi oleh prinsip yang sama seperti perilaku lain. Perilaku mengendalikan diri terutama dipelajari dan dengan demikian lebih rentan terhadap perubahan.
Pada proses ini seorang individu dapat mengendalikan dirinya sendiri, ia dapat mempelajarinya dari lingkungan sekitar seperti melihat bagaimana cara seseorang bila berbicara di hadapan orang bayak, selain itu individu tersebut juga dapat melatih dirinya di depan cermin. Bila proses ini terus dijalankan diharapkan ia dapat mengendalikan rasa kurang percaya dirinya.
·         Kesadaran akan pengaruh lingkungan
Orang-orang yang bergantung pada prinsip-prinsp modifikasi perilaku stres perlu juga “outsight” atau kesadaran dan penguasaan pengaruh eksternal perilaku.
Pada tahap ini seorang individu diharapkan dapat belajar dari lingkungannya sehingga ia dapat mengaplikasikan apa yang ia pelajari dari lingkungan.
·         Mengubah isyarat dan konsekuensi dari perilaku
Dua jenis variabel pengendalian atau pengaruh sangat penting untuk perilaku, yaitu  isyarat yang memicu perilaku dan konsekuensi yang mengikutinya. Beberapa syarat di sekeliling kita atau di dalam diri kita dapat memicu apa yang kita katakan dan kita lakukan dan seringkari kita hanya samar-samar dalam menyadari ini. Seringkali konsekuensi dari perilaku kita mengerahkan pengaruh yang lebih pada apa yang kita lakukan.
Pada tipe ini kita bisa menggunakan isyarat-isyarat yang dapat memicu rasa percaya diri kita seperti melatih berbicara di depan cermin, memang hal ini sangat sederhana namun dapat membawa dampak yang baik.
22.      Menetapkan tujuan
·         Mendefinisikan perilaku sasaran anda
Sangat penting untuk menentukan target perilaku dalam hal perilaku. Kita ingin mengurangi atau menghilangkan masalah perilaku (perilaku negatif) dan meningkatkan perilaku yang positif.
            Dalam hal ini kita dapat menentukan target apa yang ingin kita capai. Misalnya dalam hal ini untuk mengatasi rasa malu ia harus dapat mengatasi rasa malunya dan menggantinya dengan hal positif seperti mengambil pelajaran dari lingkungan sekitar. Dan mencoba untuk mengaplikasikannya.
·         Menetapkan tujuan yang dapat dicapai
Membuat program perbaikan diri untuk memilih tujuan yang terlalu ambisius atau tidak realistis.
Dalam hal ini seorang individu harus dapat mengendalikan rasa malunya dan berusaha untuk tetap percaya diri berbicara dihadapan banyak orang.
33.      Pencatatan perilaku
Setelah kamu menetapkan tujuan, penting untuk memperhatikan perilakumu sekarang sebagai basis (landasan) untuk mengukur progresnya nanti. Ada tiga cara untuk mencatat, yang pertama itu frequency count (menghitung seberapa seringnya) contohnya itu menghitung  berapa kali kamu berbicara dalam kelas atau berapa sering kamu berbicara dihadapan banyak orang. Yang kedua measure of the duration or amount of time invested in the behavior (mengukur durasi atau waktu ketika melakukan perilaku), teknik ini lebih sulit, tapi lebih pantas ketika perilaku tidak dapat dengan mudah dipecah menjadi peristiwa yang terpisah. Contohnya seperti berapa sering ia berbicara di depan umum. Yang ketiga adalah counting the products of the behavior (menghitung hasil dari perilaku) seperti  seberapa sering berbicara di depan umum, seberapa sering interaksi dengan orang lain, dan seberapa sering melakukan komunikasi dengan banyak orang.
44.      Menyaring antiseden perilaku
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, banyak perilaku terjadi karenakan rentetan peristiwa (chain behavior). Seperti merokok, itu cenderung sering terjadi ketika individu gugup, bosan dll. Kondisi ini disebut antisenden. Ketika tujuan kamu adalah menghilangkan perilaku yang tidak dinginkan, strategi terbaik adalah dengan mengurangi antisenden tersebut. Dan ketika kamu mencoba untuk menetapkan perilaku yang dinginkan sebaiknya kamu membuat atau membangun antisenden dan asosiasi yang memicu perilaku yang diinginkan tersebut.
Seperti misalnya saat kamu presentasi dengan banyak orang atau anggota kelompok dan diantara para audience ada yang bertanya karna kamu malu maka kamu memberikan jawaban yang kamu tau ke teman kamu yang lain sehingga dapat berdampak buruk bagi nilai kamu. Maka kamu harus mengurangi antiseden tersebut dengan cara menjawab pertanyaan yang memang sudah kamu tau jawabannya usahakan untuk menjawabnya terlebih dahulu sebelum kamu memberikannya kepada teman kamu.
55.      Menyusun konsekuensi yang efektif
Setelah kamu mulai mengontrol beberapa kondisi yang memicu target perilakumu, kamu siap untuk lebih memperhatikan konsekuensi dari perilakumu. Kita tidak memberi imbalan kepada diri kita sendiri dengan reinforcers (penguat) sampai kita bisa melihatkan target perilaku yang ingin kita kuatkan. Reinforcers itu sendiri adalah apapun yang memperkuat perilaku. Ada dua macam reiforcers yang pertama positive reinforcment syang memperkuat perilaku yang diberikan langsung. Yang kedua negative reiforcement terdiri dari mengurangi atau menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan seperti cemas.
Memilih reinforcer adalah tindakan yang sangat pribadi. Pada dasarnya, reinforcer yang efektif harus memiliki beberapa kriteria. Yang pertama harus sesuatu yang menguatkan untuk kamu. Yang kedua apakah reinforcer itu mudah dikendalikan. Yang ketiga adalah reiforcer itu harus kuat.
            Misalnya ketika kamu mulai gugup maka bayangkanlah kamu berbicara dihadapan teman-teman kamu yang memang sudah kamu anggap dekat sehingga itu akan mengurangi rasa gugup kamu dihadapan banyak orang. Dan cobalah buat reinforce atau penguatan bahwa semua orang yang ada dihadapan kamu itu adalah orang terdekat kamu sehingga kamu dapat dengan nyaman berbicara di hadapan banyak orang. Buang pikiran bahwa kamu sedang dinilai, dilihat oleh atasan kamu, ataupun perasaan malu kamu karna itu hanya dapat membuat kamu semakin gugup dan tertekan.
66.      Menerapkan perencanaan yang efektif
Pada poin ini kamu sudah siap untuk menetapkan keseluruhan rencanamu ke tindakan. Tapi, sebelum kamu memulai, penelitian sudah menunjukkan bahwa kamu harus berhati-hati kepada dua hal: persetujuan dengan dirimu tentang tujuanmu dan reinforcers yang kamu gunakan. Dengan tujuan untuk mempunyai pertujuan yang jelas dengan dirimu sendiri tentang apa yang hendak kamu selesaikan, kamu harus membuat self-contract. Yang didalamnya harus terdapat:
a.       Penjelasan yang jelas tentang terget perilaku ang hendak di capai, termasuk batas waktu programmu.
b.      Reinforcers yang akan kamu gunakan, bersamaan dengan jadwal digunakannya.
c.       Klausa bonus untuk tambahan positive reinforcement jika kamu melampaui batas minimal kontrakmu.
d.      Klausa pinalti jika kamu tidak memenuhi kontrakmu dalam waktu yang sudah ditentukan.
e.       Cara-cara yang akan anda gunakan untuk mencatat perilaku anda.
f.       Saksi mata, minimal satu orang, terutama jika mereka membantumu.
idealnya adalah kamu menggunakan reinforcers segera setelah kamu melakukan perilaku yang kamu inginkan.

77.      Evaluasi
Akan ada hari yang baik dan buruk ketika melakukan self-impovement (perbaikan diri sendiri). Sering sekali orang-orang cenderung meremehkan peningkatan mereka dikarenakan tidak secepat yang mereka inginkan. Beberapa perubahan dalam perilaku terjadi secara berangsur-angsur dan memerlukan kesabaran yang besar. Ketika peningkatan mereka megecewakan, ada beberapa hal yang menjadi kesalahan. Yang paling sering dikarenakan kekurangan sasaran perilaku yang di tetapkan, kesalahan dalam catatan, atau gagal dalam menggunakan reinforcement dengan benar. Problem pertama biasanya terdiri dari target perilakunya terlalu biasa. Yang kedua adalah ketika melakukan renforcement. Tidak membuat reinforcement kontigan pada perilaku anda, yang pada dasarnya adalah kecurangan pada diri anda.
Banyak orang yang sukses dalam upaya meningkatkan perubahan diri sering mencapai pada poin dimana mereka berhenti mengikuti program mereka. Beberapa bulan setelah menyelesaikan program self-modification, banyak siswa yang malu mengebai tidak lagi menyimpan catatan atau menggunakan renforcers. Tapi, mereka juga tidak terganggu oleh problem perilaku mereka. Ide yang bagus untuk menghapus program anda secara sengaja dan bertahap. Daripada tiba-tiba berhenti dari catatan atau renforcers anda, anda seharusnya beralih dengan cara mengurangi sedikit demi sedikit reinfocementnya. Sukses dalam mencapai kontrol diri yang baik adalah persoalan yang relatif. Mereka yang sudah mencapai tujuan mereka cenderung untuk mendukung lebih baru, lebih ambisus. Namun, individu yang belum sukses bisa belajar dari kesalahannya. Dan jangan takut untuk mencoba karna kita tidak akan pernah tau hasilnya kalau kita tidak mencoba memang selalu ada kegagalan, tapi dibalik kegagalan itu kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga dan dapat kita gunakan kedepannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar