KELOMPOK 6
KELAS 2PA03
FAUZI HAMBALI (12512826)
PRADIPTA WINDARU (15512682)
RIZKY AMELIA (16512590)
RONA DINAR KUNTARI (16512682)
VICA HASNA SUBEKTI (17512569)
TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ABRAHAM MASLOW
Dalam teori kepribadian
sehat ada beberapa macam point yang dijabarkan tentang pendekatan maslow
terhadap kepribadian. Dimana salah satunya maslow menyelidiki kesehatan
psikologis, dimana satu-satunya orang yang dipelajari adalah orang yang ssehat.
Konsep mental menurut
Abraham Maslow
1. Hierarki kebutuhan manusia
Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal yang dibawa
sejak lahir yang tersusun dalam suatu tingkat dari yang paling kuat sampai yang
paling lemah. Ibarat suatu tangga, kita harus meletakkan kaki pada anak tangga
pertama sebelum berusaha mencapai anak tangga kedua, dan seterusnya, sampai
kita mampu naik pada tingkat yang paling tinggi. Dan kebutuhan-kebutuhan itu
adalah :
1.
Kebutuhan
Fisiologis.
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan,
air, udara, tidur, seks dan pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat
penting untuk kelangsungan hidup. Dan juga kebutuhan ini merupakan yang terkuat
dan sifatnya amat penting dari semua kebutuhan.
2.
Kebutuhan
Akan Rasa Aman.
Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas,
ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Kebutuhan akan rasa aman juga
merupakan kebutuhan untuk mendapatkan perlindungan agar dapat melangsungkan
hidup dengan baik.
3.
Kebutuhan
Akan Memiliki Cinta dan Kasih. Kebutuhan ini semacam layak untuk mendapatkan rasa cinta
dan kasih sayang terhadap orang lain, baik seperti orang tua, kakak, adik,
sahabat, ataupun saudara dengan tujuan agar merasakan perasaan memiliki. Kita
memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan membangun suatu hubungan
akrab dan penuh perhatian, dan dalam hubungan ini memberi dan menerima cinta
adalah sama pentingnya.
4.
Kebutuhan
Akan Penghargaan.
Yaitu penghargaan yang berasal dari orang lain dan juga terhadap diri sendiri.
Penghargaan yang berasal dari orang lain (dari luar) misalnya popularitas
ataupun keberhhasilan dalam masyarakat. Ada banyak cara juga supaya orang lain
bisa menghargai kita, menurut saya apabila dengan cara yang negatif, kita bisa
saja memamerkan serta gengsi kita dengan apa yang kita miliki, seperti
mengendarai mobil mewah yang kita miliki, membeli rumah besar, dsb. Kita tidak
dapat menghargai diri kita jika kita tidak mengetahui kita apa dan siapa.
5. Aktualisasi diri.
Apabila kita telah memuaskan semua kebutuhan diatas, maka kita didorong oleh
kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat
didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua
bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Kita harus bisa
menjadi menurut potensi yang kita miliki. Maslow menyebutkan apabila kita dapat
memuaskan kebutuhan kita dari tingkat yang rendah, kita masih merasa aman
secara fisik maupun emosional, mempunyai rasa memiliki dan juga merasa bahwa
kita adalah diri yang berharga. Namun apabila kita gagal dalam tahap
aktualisasi diri ini, maka kita akan merasa kecewa, tidak tenang dan tidak
puas. Dengan begitu, kita tidak akan berada dalam damai pada diri kita sendiri
dan tidak bisa dikatakan bahwa kita sehat secara psikologis.
2.
Kepribadian yang sehat menurut Maslow
Seperti yang disebutkan diatas, menurut Maslow jika tingkat
kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat terpenuhi, maka kita tidak bisa disebut
sebagai manusia yang sehat secara psikologis. Maslow juga menyebutkan bahwa
orang yang sehat adalah orang mampu mengaktualisasikan diri mereka dengan baik
dan imbang, mereka juga dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang lebih
tinggi yaitu memenuhi potensi-potensi yang mereka miliki serta mengetahui dan
memahami dunia sekitar mereka. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu
tidak berjuang, tetapi mereka berusaha, Maslow menyebut teori ini dalam
“metamotivation”. Ia juga menulis “Motif yang paling tinggi ialah tidak
didorong dan tidak berjuang”, itu berarti memang orang yang mampu
mengaktualisasikan diri tidak berjuang melainkan berusaha.
Menurut Maslow, syarat untuk mencapai aktualisasi diri
adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tadi tela disebutkan, yaitu memuaskan
hierarki empat kebutuhan yang ada, diantaranya yang pertama adalah kebutuhan
akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta penghargaan diri.
Dan kebutuhan ini harus terpenuhi sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi
diri.
Kita
juga tidak membutuhkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam waktu yang sama, akan
tetapi dapat membutuhkannya dalam waktu yang berbeda. Hanya kebutuhan yang
sangat penting yang akan dirasakan pada saat bersamaan dan dalam setiap momen
tertentu.
Selain itu kepribadian yang sehat
menurut maslow adalah individu yang berhasil mengembangkan
cintanya, bukan lagi diarahkan ke dalam diri sendiri, tetapi bisa diperluas
pada orang-orang lain. Individu yang sehat melihat pertumbuhan dan perkembangan
orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri.
Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada orang lain melalui hierarki
kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan
untuk mendapatkan penghargaan. Maslow juga menyatakan bahwa pertumbuhan
psikologis akan menghasilkan kesehatan psikologis, sedangkan orang yang gagal
bertumbuh dengan sendirinya akan mengalami gejala patologi baik mental maupun
fisik.
3. Ciri-ciri “actualized people”
Ciri dari orang yang mampu meng-aktualisasikan diri
(pribadi-pribadi yang sehat) mereka adalah sebagai berikut :
1.
Menerima
realitas secara tepat
Orang-orang
yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya
secara objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan dengan cepat
penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan
persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat
sebelah atau prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri dapat mengamati objek dan orang-orang didunia sekitarnya secara objektif. Mereka tidak memandang dunia hanya sebagaimana yang mereka inginkan atau butuhkan, tetapi mereka melihatnya sebagaimana adanya, artinya mereka memandang dunia ini dengan nyata, apa adanya dan tidak menuntut lebih. Sebaliknya, orang yang kepribadiannya tidak sehat, mengamati dunia menurut ukuran-ukuran dari pandangan mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk kebutuhan dan nilai-nilai mereka. Maslow menulis bahwa “Orang yang neurotis secara emosional tidak sakit, tetapi secara kognitif dia salah”.
Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri dapat mengamati objek dan orang-orang didunia sekitarnya secara objektif. Mereka tidak memandang dunia hanya sebagaimana yang mereka inginkan atau butuhkan, tetapi mereka melihatnya sebagaimana adanya, artinya mereka memandang dunia ini dengan nyata, apa adanya dan tidak menuntut lebih. Sebaliknya, orang yang kepribadiannya tidak sehat, mengamati dunia menurut ukuran-ukuran dari pandangan mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk kebutuhan dan nilai-nilai mereka. Maslow menulis bahwa “Orang yang neurotis secara emosional tidak sakit, tetapi secara kognitif dia salah”.
2.
Menerima
diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan
kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak
terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat sehat
ini memiliki kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa
malu atau merasa bersalah terhadap hal-haltersebut.
Karena orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
Karena orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3.
Bertidak
secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian
diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.Kita dapat
mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai
dengan kodrat mereka.Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan
jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting,
maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak
sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari
kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adat-adat
social.
Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4.
Memusatkan
pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang
yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq
pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu
yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka lakukan tidak
semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat penghasilan.
Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa.
Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa.
5.
Memiliki
kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain.
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki
suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak
tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan demikian
mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka
sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.Sebaliknya,
orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang
lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6.
Memiliki
ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik. Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang sehat mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehat sebagai malapetaka.
7.
Menghargai
dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8.
Memiliki
pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana
orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan,
perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman
keagamaan yang mendalam.
Maslow menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini kadang- kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap hari.
Maslow menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini kadang- kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9.
Memiliki identitas sosial dan minat sosial
yang kuat
Pengaktualisasian
diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap
semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah
anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan
dengan setiap anggota lain dalam keluarga.
Orang- orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal itu dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.
Orang- orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal itu dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab dengan
beberapa teman
Mampu
mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain daripada orang-
orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih
besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna
dengan individu-individu lain.
Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah pada nilai-nilai
demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan
menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan,
golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap
mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu
kepada mereka.
12. Memiliki
nilai-nilai moral yang tangguh.
Dapat
membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau
cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga
sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Orang yang kurang
sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang-
ambing, atu berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13. Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus. Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang dituju dan juga menyimpulkan tertawa.
14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan
kreatif
kreatifitas merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni.
15. Memiliki integritas tinggi yang
total
Pengaktualisasi – pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.
4.
Perbedaan
“meta needs” dengan “deficiency needs”
Meta needs (meta kebutuhan) merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan
kearah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Maslow juga menyebut
kebutuhan tersebut B-values, dan B-values adalah tujuan dalam dirinya sendiri
dan bukan alat untuk mencapai tujuan lain, keadaan-keadaan ada dan bukan
berjuang kearah objek tujuan yang sifatnya khusus. Apabila keadaan-keadaan ini
ada sebagai kebutuhan-kebutuhan dan untuk memuaskan atau mencapai keadaan
tersebut gagal, maka akan menyakitkan, sama seperti kegagalan untuk memuaskan
beberapa kebutuhan yang lebih rendah.
Sedangkan Deficiency needs, suatu kekurangan
kebutuhan dimana individu tak dapat memenuhi kebutuhannya, kebutuhan yang
timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang
lain. Deficiency need ini meliputi: kebutuhan jasmaniah,
keamanan, memiliki dan mencintai serta harga diri. Dan sifat-sifat dari
deficiency needs adalah ketiadaannya menimbulkan penyakit, keberadaannya
mencegah timbulnya penyakit, pemulihannya menyembuhkan penyakit, dalam situasi
tertentu yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih, orang yang
kekurangan kebutuhan akan mengutamakan pemuasan kebutuhan ini
dibandingkan jenis kepuasan yang lain. Serta kebutuhan ini tidak aktif, lemah,
atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Hall, C.S., Lindzey, G. (1993). Psikologi
kepribadian 2; teori-teori holistik (organismik-fenomenologis).
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
·
Schultz, D. (1991). Psikologi
pertumbuhan. Yogyakarta: Penrbit Kanisius.
·
Siswanto. (2007). Kesehatan mental.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
·
schultz,
duane “psikologi pertumbuhan”, model-model kepribadian sehat, 1991
·
Frank G. Goble, Mazhab Ketiga
Psikologi Humanistik Abraham Maslow, Penerjemah Drs. A. Supratiknya
(Yogyakarta: Kanisius, 1994)
·
Hall, Calvin S. dan Gardner Lindzey,
Teori-teori Holistik (Organismik-Fenomenologis), Penerjemah Drs.
Yustinus, M.Sc., OFM. (Yogyakarta: Kanisius, 1993).
·
Schultz, Suane, Psikologi
Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat, Penerjemah Drs. Yustinus,
M.Sc., OFM. (Yogyakarta: Kanisius, 1997).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar